KEANGKATAN GEREJA TUHAN

KEANGKATAN GEREJA TUHAN
RAHASIA KEANGKATAN GEREJA TUHAN
( AMOS 5:4-6a)

Sebelum kita akan mengungkapkan Rahasia Firman Tuhan dalam Kitab Amos 5:4-6a, yakni mengenai RAHASIA KEANGKATAN GEREJA TUHAN yang juga akan dikaitkan dengan II Raja-Raja 2:1-18, maka kita akan melihat dulu garis besar dari Kitab Amos ini.

– Penulis : Amos
– Tema : Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena Dosa
– Tahun Penulisan : ± Tahun 760-755 sM

Latar Belakang

Amos adalah seorang Nabi abad ke-8 sM, rekan sezaman Yesaya dan Mikha di Yehuda, dan Yunus serta Hosea di Israel. Ia menyatakan empat fakta penting tentang dirinya dalam
(1) Ia adalah seorang peternak (yang juga “pemungut buah ara hutan”, Am 7:14) dari Tekoa, sebuah desa Yehuda sekitar 19 km sebelah selatan Yerusalem.
(2) Amos “melihat” beritanya (yaitu, ia mendapat beberapa penglihatan nubuat; Am 7:1,4,7; 8:1-2; 9:1) mengenai Israel, Kerajaan Utara. Sekalipun dia orang awam tanpa status nabi yang resmi, Allah memberikan kepadanya beban dan pelayanan kenabian bagi Israel yang memberontak (Am 7:14-15); namanya berarti “terbeban” atau “pemikul beban”.
(3) Pelayanan Amos kepada Israel terjadi ketika Uzia menjadi raja Yehuda dan Yerobeam II raja Israel. Masa pemerintahan kedua raja ini saling tumpang-tindih pada tahun 767-753 SM. Sangat mungkin Amos melayani sekitar 760-755 SM.
(4) Amos bernubuat dua tahun sebelum “gempa bumi”.
Para ahli purbakala telah menemukan bukti terjadinya sebuah gempa bumi besar yang merusak dari waktu ini di beberapa tempat di Israel, termasuk ibukotanya Samaria. Zakharia juga menyebutkan gempa bumi yang sama (Za 14:5) lebih dari 200 tahun kemudian, serta menyatakan bahwa gempa itu sangat besar. Acuan oleh Amos menyinggung bahwa ia memandangnya sebagai pengesahan dari berita dan pelayanannya sebagai nabi kepada Israel (Am 9:1).

Ketika Amos bernubuat kepada kerajaan utara pada pertengahan abad ke-8 SM, bangsa itu secara lahiriah berada di puncak perluasan wilayah, stabilitas politik dan kemakmuran nasional, tetapi secara batiniah sudah bobrok. Kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistem peradilan rusak dan penindasan orang miskin merupakan kebiasaan umum. Dalam rangka mengikuti panggilan Allah, Amos pergi ke Betel, tempat tinggal raja Yerobeam II dan pusat agama yang dibanjiri para penyembah. Di sanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan, kebenaran dan hukuman ilahi karena dosa kepada umat yang tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada mereka.
Garis Besar

I. Delapan Ucapan Ilahi Mengenai Hukuman atas Bangsa-Bangsa (Am 1:3-2:16)
1. Damsyik (Aram) (Am 1:3-5)
2. Gaza (Filistia) (Am 1:6-8)
3. Tirus (Fenisia) (Am 1:9-10)
4. Pdom (Am 1:11-12)
5. Amon (Am 1:13-15)
6. Moab (Am 2:1-3)
7. Yehuda (Am 2:4-5)
8. Israel (Am 2:6-16)
II. Tiga Amanat Nubuat bagi Israel (Am 3:1-6:14)
A. Dosa Israel Memastikan Hukumannya yang Akan Datang (Am 3:1-15)
B. Korupsi Israel di Segala Tingkat (Am 4:1-13)
C. Hukuman yang Adil atas Israel Adalah Kebinasaan dan Pembuangan (Am 5:1-6:14)
1. Ratapan Kematian Israel (Am 5:1-3)
2. Penolakan Israel untuk Mencari Tuhan (Am 5:4-17)
3. Agama Israel yang Sesat (Am 5:18-27)
4. Teguran dan Celaka atas Israel (Am 6:1-14)
III.Lima Penglihatan Tentang Hukuman yang Akan Datang Karena Dosa (Am 7:1-9:10)
A. Penglihatan Tentang Belalang yang Rakus (Am 7:1-3)
B. Penglihatan Tentang Api yang Menghanguskan (Am 7:4-6)
C. Penglihatan Tentang Tali Sipat (Am 7:7-9)
D. Sisipan Historis: Amazia dan Hukumannya (Am 7:10-17)
E. Penglihatan Tentang Bakul Berisi Buah Matang (Am 8:1-14)
F. Penglihatan Tentang Tuhan yang Sedang Menghukum (Am 9:1-10)
Epilog: Pemulihan Israel di Masa Depan (Am 9:11-15)

Tujuan

Kemakmuran Israel hanyalah memperdalam kebobrokan mereka. Ketika Allah dalam kemurahan-Nya mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat “bertobat atau mati”, sang nabi diusir dari kota itu dan diperintahkan jangan bernubuat di situ lagi (bd. tanggapan Niniwe kepada berita Yunus). Pada waktu itu atau tidak lama sesudah itu, rupanya Amos pulang ke rumahnya di Yehuda dan menulis beritanya. Maksudnya melakukan itu adalah
(1) Menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada Raja Yerobeam II, dan
(2) Menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya kecuali mereka bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan. Kebinasaan Israel terjadi hanya 30 tahun kemudian.

Survai

Kitab ini dengan sendirinya terbagi ke dalam tiga bagian utama.
(1) Dalam bagian pertama (Am 1:3-2:16), Amos pertama-tama mengalamatkan berita hukuman kepada tujuh bangsa di sekitar Israel, termasuk Yehuda. Setelah pada mulanya membujuk Israel hingga dengan senang hati menyetujui hukuman Allah atas bangsa-bangsa lain (Am 1:3-2:5), maka Amos dengan jelas menguraikan dosa-dosa Israel dan hukuman Allah atas mereka (Am 2:6-16). Bagian ini menentukan suasana untuk berita penghukuman kitab ini, yang menghasilkan kebinasaan dan pembuangan bangsa itu.
(2) Bagian kedua (Am 3:1-6:14) mencatat tiga berita tegas, yang masing-masing dimulai dengan frase “Dengarlah firman ini” (Am 3:1; 4:1; 5:1). Dalam berita yang pertama, Allah menuduh Israel sebagai umat yang diistimewakan yang telah dibebaskan-Nya dari Mesir; “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu” (Am 3:2). Berita kedua diawali dengan menyapa wanita-wanita Israel yang makmur di Samaria sebagai “lembu-lembu Basan … yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: ‘bawalah ke mari, supaya kita minum-minum!’ ” (Am 4:1). Amos bernubuat bahwa mereka akan digiring kedalam tawanan dengan kait dan kail sebagai hukuman yang layak dari Allah (Am 4:2-3). Amos mempunyai kata-kata yang sama bagi pedagang yang tidak jujur, penguasa korup, pengacara dan hakim yang mencari untung, dan para imam dan nabi yang berkompromi. Berita ketiga (pasal 5-6; Am 5:1-6:14) mencatat dosa-dosa Israel yang menjijikkan, dan Amos mengimbau mereka untuk bertobat. “Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion” (Am 6:1); kehancuran dahsyat dan hukuman atas dosa sedang datang.
(3) Bagian utama terakhir (Am 7:1-9:10) mencatat lima penglihatan nubuat Amos mengenai hukuman Allah yang menjelang. Penglihatan keempat secara jelas sekali menggambarkan Israel sebagai keranjang dengan buah musim kemarau yang ranum, yang segera akan disingkapkan sebagai membusuk dalam panasnya hukuman Allah (Am 8:1-14). Penglihatan terakhir melihat Allah sedang berdiri dekat mezbah, siap memukul ibu kota Samaria dan kerajaan yang merosot itu (Am 9:1-10). Kitab ini ditutup dengan janji yang singkat tetapi mengesankan tentang pemulihan kaum sisa yang selamat di masa depan (Am 9:11-15).

Ciri-Ciri Khas
Enam ciri utama menandai kitab Amos.
1. Kitab ini terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah. Sedangkan hati Amos hancur oleh ketidaksetiaan Israel kepada Allah, Amos sangat marah atas pelanggaran Israel terhadap standar-standar keadilan dan kebenaran Allah bagi umat-Nya.
2. Kitab ini secara jelas melukiskan betapa jijiknya perilaku keagamaan mereka bagi Allah ketika dipisahkan dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.
3. Kitab ini bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat. Konfrontasi Amos dengan imam Amazia (Am 7:10-17) merupakan adegan yang istimewa dalam nubuat Ibrani.
4. Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
5. Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini.
6. Kitab ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: Am 3:3,7; 4:6-12; 5:14-15,21-24; 6:1; 7:8; 8:11; 9:13.
Penjabaran Kitab Amos ini dalam Perjanjian Baru yaitu identik dengan perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Matius 7:15-27: 23 dan dalam Yakobus pasal 2. Tuhan Yesus dan Yakobus mengaplikasikan berita Amos bahwa Ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan secara formal dari tatacara agama, tetapi “mendengar dan melaksanakan” kehendak Allah yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia. Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa agama yang sejati menuntut perilaku yang benar.

Amos, gembala yang menjadi nabi, adalah tokoh aneh diantara Nabi-nabi Perjanjian Lama. Sifat larangannya juga berterus-terang walaupun bernada pedusunan yang segar. Kitab Amos bernilai tinggi diantara segala kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Latar belakang Amos, diungkapkannya sendiri bahwa dia adalah salah seorang peternak dari Tekoa dan pemungut buah ara hutan. Amos juga berterus-terang dalam perkataannya bahwa dia tidak termasuk golongan Nabi. Tetapi Tuhan mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan Tuhan berfirman kepadaku : “Pergilah, bernubuatlah terhadap UmatKu Israel”. (Am 7:14-15).
Perkataan Amos bahwa ia bukan nabi artinya : bahwa ia bukan keluaran “Sekolah Nabi-nabi” sebab itu ia bukanlah dari golongan Nabi-nabi itu, ia kaum awam. Ia menguatkan hati beribu-ribu orang Kristen zaman sekarang yang tidak pernah mengeyam pendidikan Alkitab / Theologi ataupun pendidikan formal (SD, SMP, SMU, PT dll), bahwa Tuhan berkuasa memilih siapa saja untuk menjadi hambaNya. Tuhan tidak terikat dengan suatu metode, tidak terikat suatu jabatan atau golongan. Hubungan Tuhan tidak hanya terbatas pada golongan pendeta.
Keyakinan yang sedalam-dalamnya akan panggilan Tuhan itulah yang membuat seorang menjadi saksi efektif bagi Tuhan.
Amos berasal dari Kerajaan Selatan / Yehuda, namun ia dipanggil dan diutus Allah untuk bernubuat kepada Kerajaan Utara / Israel. Nabi Amos datang ke pusat penyembahan berhala yaitu Betel yang didirikan patung lembu untuk disembah (Am 7:3), dan ia begitu berani menyalahkan raja-raja dan imam-imam. Gaya bahasa Amos tidak dapat disebut tinggi sekali, tapi jelas tegas dan teratur. Sifatnya yang sederhana dan berterus terang sempat membingungkan nabi-nabi terpelajar dari penyembahan berhala anak lembu Betel. Amos membuat kehebohan besar, sebab itu ia begitu berani menyinggung wanita dari golongan ningrat di Samaria sebagai “Lembu-lembu” Basan yang memeras orang lemah dan menginjak orang miskin (Am 4:1), bahkan bagaimana beraninya ia menentang raja-raja dan para imam yang telah menyesatkan Umat Allah, namun dibalik ketegasan berita Amos tentang penghukuman Tuhan, tetapi Allah tetap menunggu kesadaran UmatNya ini untuk berbalik kepada Allah dan menjadi penyembah-penyembah yang benar, supaya mereka jangan dihukum tetapi beroleh keselamatan dari Tuhan. Justru itu dalam penyampaian Amos yang tertulis pada pasal 5:4-6a, menekankan kepada bangsa Israel ini supaya mereka harus mencari Tuhan yang hidup, dua kali kalimat ini dimunculkan, karena pentingnya umat Israel ini harus mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh demi keselamatan mereka. Kalau kita menelusuri kalimat Firman Allah tadi, maka disamping anjuran Tuhan melalui Nabi Amos supaya Israel harus mencari Tuhan, ada juga beberapa hal yang penting untuk menjadi perhatian kepada mereka yaitu “larangan-larangan” :

JANGAN CARI TUHAN DI :
1. Betel . . . . . . . karena Betel akan dilenyapkan
2. Gilgal . . . .. . akan masuk dalam pembuangan
3. Berseyeba .
Apa kaitannya dengan “Amanat mencari Tuhan” dan larangan tersebut ?

Seperti apa yang telah kita ikuti penjelasan singkat tentang keadaan umat Allah dalam masa hidupnya Amos, maka keadaan mereka sudah sangat menyakiti hati Tuhan sehingga sudah sepatutnyalah kalau mereka menerima hukuman. Amos sebagai sesama umat Tuhan, tidak tega melihat umat sebangsanya ini mau dihukum Allah, sebab itu ia datang menasehati mereka (atas kehendak Tuhan juga)

“Carilah Aku (Tuhan) maka kamu akan hidup”.
Mengapa tidak boleh mencari Tuhan di Betel ? karena di Betel telah didirikan anak lembu emas oleh Yerobeam untuk disembah, Yerobeamlah yang telah menghasut Umat Israel untuk berdosa kepada Tuhan, karena mereka bukan lagi menyembah kepada Allah di Sorga, tetapi telah menyembah patung buatan manusia. Itulah sebabnya Firman Allah berkata janganlah cari Tuhan di Betel, karena Betel akan dilenyapkan, artinya jangan mengikuti penyembahan berhala karena orang-orang yang menyembah berhala akan dilenyapkan Tuhan. Amos begitu berani menentang cara-cara yang salah yang telah dilakukan oleh bangsa Israel, walaupun harus berhadapan dengan Raja atau tokoh-tokoh masyarakat/agama, karena Amos ingin mengembalikan Israel pada jalan / penyembahan yang benar.
Demikian juga Firman Tuhan ini menjadi nasehat bagi kita orang percaya yang hidup diakhir zaman ini, supaya menggiatkan diri untuk selalu mencari Tuhan sehingga menerima kehidupan yang kekal, makanya dianjurkan supaya jangan mencari Tuhan di Betel. Kita lihat pengertian rohani dari Betel :
1. Rumah Allah / Gereja atau bangunan fisik.
2. Pribadi manusia sesuai dengan I Kor. 3:16; 6:19.
Apakah kita tidak boleh lagi ke Betel (ke Gereja) untuk beribadah kepada Tuhan, atau apakah kita tidak perlu lagi sebagai pribadi-pribadi rumah Allah untuk beribadah bersama-sama / berjemaah, bukan demikian, karena ibadah itu penting dan harus sebab soal beribadah bukan aturan/tuntutan organisasi gereja, tapi ibadah itu adalah peraturan dan kehendak Allah. Namun diingatkan kepada kita di dalam mencari Tuhan atau beribadah kepada Tuhan jangan sampai :
1. Memberhalakan manusia (seseorang), apakah dia Pendeta / Gembala, misalnya “oh kalau Pendeta A yang melayani, saya tidak mau ke gereja/ibadah.
2. Kalau saya tidak punya baju baru, saya tidak mau beribadah.

Dan masih banyak lagi yang tanpa kita sadari, kita telah memberhalakan sesuatu.
Juga perhatikan perkataan Tuhan Yesus, dalam Matius 15:8-9; jangan kita kelihatan seperti orang beribadah, tapi tidak menjamin untuk menerima kehidupan yang kekal, karena masalah pengajaran. Maka carilah Tuhan untuk pasti menerima hidup yang kekal, yaitu tentu harus ikut prosedur Firman Allah, menjadi penyembah yang benar (Yoh. 4:22-24).

Begitu pula anjuran Firman Allah kepada bangsa Israel jangan cari Tuhan di Gilgal sebab Gilgal akan masuk dalam pembuangan.
Apa keistimewaan Gilgal sehingga muncul kalimat ini ? ada beberapa hal yang dapat kita lihat ialah :
1. Yosua 4:19-20 : Yosua meletakkan 12 batu sebagai tanda peringatan tentang mujizat Allah menyeberangkan Israel melalui sungai Yordan.
2. I Samuel 11:14-15 :
a. Menjadikan Saul Raja dihadapan Tuhan.
b. Membakar korban keselamatan.

Seperti apa yang telah kita ikuti tadi dalam garis besar Kitab Amos mengenai keadaan umat Israel yang telah terhasut dengan Raja Yerobeam untuk menyembah berhala, maka dengan sendirinya mezbah di Gilgal pun sudah turut dinajiskan, makanya anjuran Firman Allah tadi jangan cari Tuhan di Gilgal. Bagaimanakah pengaplikasian kita dengan maksud Firman Tuhan pada zaman sekarang. Secara geografis kota Gilgal ini bentuknya bulat, jadi kalau kita lihat pengertian rohaninya, yaitu orang Kristen yang tidak punya pendirian, bagaikan bola yang seenaknya ditendang sesuai kehendak kaki manusia, ditendang kekiri ya kekiri, ditendang kekanan ya kekanan, seperti Iman labil, tidak punya pendirian dalam kebenaran Firman Allah, hal yang tidak baik dan baik di mata Tuhan dianggap sama saja. Hari ini dia berbakti berkata : Halelluyah,… Tuhan Ajaib !!. Besoknya dia memasuki tempat-termpat maksiat (tempat yang tidak berkenan kepada Tuhan) dia berkata : Halle…lupa. Dengan kata lain kehidupannya sama saja dengan orang yang tidak kenal Tuhan.
Orang Kristen yang demikian jangan mengharapkan masuk Sorga, tapi akan terbuang ke Neraka.

Bersyeba : Apa pula keistimewaan kota ini sehingga dikatakan jangan cari Tuhan di sana.
Kej. 46:1-5; Yakub pernah mempersembahkan korban sembelihan kepada Allah, dan di Bersyeba inilah Allah datang berfirman kepada Yakub.
Melihat keadaan Israel pada masa perpecahan mereka, maka pasti tempat ini juga sudah dinajiskan, itulah sebabnya datang himbauan Firman Tuhan jangan cari Tuhan di Bersyeba.
Menurut penelitian di Bersyeba ini banyak terdapat sumber mata air termasuk sumber air panas. Jadi kalau kita aplikasikan dengan kehidupan orang percaya Tuhan diakhir zaman ini, arti Bersyeba adalah; mereka yang hanya kelihatan rohani kalau di dalam Ibadah / gereja, begitu keluar Ibadah / gereja tidak menampakkan identitas sebagai Anak Tuhan.

Sesuai dengan penjelasan diatas tadi dan kalau kita hubungkan dengan Rahasia Keangkatan Gereja Tuhan di Akhir zaman, dan kita hubungkan pula dengan keangkatan Nabi Elia dalam II Raja-Raja 2:1-18 dan kita jabarkan dengan Pelajaran Tabernakel dan 7 Tingkat Iman.

Perjalananan Elia dan Elisa di mulai dari Gilgal, dan kenyataannya Elia tidak terangkat disana. Mereka melanjutkan perjalanan ke Betel. Di Betel ada rombongan nabi yang mengatakan kepada Elisa bahwa tuannya Elia akan diangkat oleh Tuhan dari sisinya. Dan Elia tidak terangkat di Betel. Dari Betel Elia dan Elisa melanjutkan perjalanan ke Yerikho. Di Yerikho juga ada 50 orang dari rombongan nabi yang mengatakan kepada Elisa bahwa tuannya Elia akan terangkat ke Sorga. Tetapi di Yerikho Elia tidak terangkat ke Sorga, dan mereka melanjutkan perjalanan menyeberangi Sungai Yordan, tetapi 50 orang dari rombongan nabi hanya berdiri memandang dari jauh. Dan di seberang Sungai Yordan inilah Tuhan mengangkat Nabi Elia ke Sorga yang disaksikan oleh hambanya Elisa.

Mari kita lihat pengertian rohani dari perjalanan Nabi Elia ini dijabarkan dengan keangkatan Gereja Tuhan., kita mulai dari :

Gilgal
Seperti telah dijelaskan dalam Kitab Nabi Amos tentang pengertian Rohani Gilgal, ialah orang Kristen yang tidak punya pendirian yang hanya berputar-putar dengan pelajaran pertobatan dan tidak mau meningkat. Kalau kita sesuaikan dengan Pelajaran Tabernakel. Maka keberadaannya baru sampai di Halaman, sesuai dengan MKB dan KP. Dan kalau disesuaikan dengan Pelajaran 7 Tingkat Iman, baru sampai pada tangga ke-4 yaitu Baptisan Air.
Wahyu 11:2 (baca), jadi kalau penurutan kita kepada Tuhan hanya sampai dibaptisan air (halaman), berarti kita akan menjadi mangsa antikris, karena tidak mengalami kesempurnaan roh, jiwa dan tubuh (I Tes 5:23), karena kalau mau mengalami penyempurnaan harus memiliki Roh Kudus.

Betel
Telah dijelaskan bahwa pengertian rohani dari Betel antara lain berbicara tentang pribadi manusia sebagai rumah Allah yang hidup karena ada Roh Allah di dalamnya, sebab itu kalau kita jabarkan dengan Pelajaran 7 Tingkat Iman. Penurutan seseorang yang sudah sampai pada tangga ke-5 yaitu Kepenuhan Roh Kudus, namun kalau kita menelusuri tentang Pelajaran Tabernakel maka Imam Besar bertemu Tuhan Allah bukan di Pintu Kemah, tapi di ruangan Maha Suci, jadi ternyata harus lebih meningkat lagi.

Yerikho
Kalau tadi telah dijelaskan tentang pengertian rohani dari Bersyeba ialah orang Kristen yg hanya panas rohaninya kalau dalam beribadah. Aplikasinya, dalam beribadah mungkin bisa bernubuat, bermazmur dan manifestasi Roh Kudus lainnya, namun setelah selesai ibadah, pribadi tersebut tidak bisa menjadi contoh, dengan kata lain tidak dapat mengeluarkan buah.
Sesuai dengan II Taw. 28:15, Yerikho adalah Kota Pohon (Penghasil Buah) Korma.
Demikian juga kita dituntut oleh Tuhan untuk mengeluarkan buah. Ada 3 (buah) yang di tuntut yaitu :
1. Buah Pertobatan, Matius 3:8.
2. Buah Pelayanan, Yohanes 15:16.
3. Buah Roh, Galatia 5:22-23a.
Seseorang yang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus kalau tidak dapat mengeluarkan buah, maka akan diancam dalam dengan Mat. 7:22-23.
Karena menurut pelajaran Tabernakel di Ruang Suci ada tiga alat yang penting yaitu Kandil, MRP dan MPU (MD), yang didalamnya manifestasi Roh Kudus bekerja, sesuai dengan Tujuh Tingkat Iman letaknya pada Tangga ke 6a dan 6b.

Sungai Yordan
Sesuai dengan Pelajaran Tabernakel posisi di Sungai Yordan = Pintu Tirai.
Pintu Tirai ini memisahkan Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci. Tirai juga pengertiannya ialah kedagingan manusia yang menjadi pemisah dengan Kemuliaan Allah. Demikian juga Tirai yang memisahkan manusia dan Kemuliaan Allah telah mampu dirobek oleh Tuhan Yesus melalui kematianNya di Golgota (Mat. 27:50-51)
Dalam Pelajaran Tabernakel, Pintu Tirai yang ditutup oleh kain pintu yang berwarna-warni dan ada gambar 2 Kerubium, yang pengertiannya ialah Malaikat (Kerubium) yang menjaga Pintu Taman Eden, kalau Adam dan Hawa berani memasuki Taman Eden (setelah mereka diusir) maka Kerubium ini yang akan membunuh mereka.
Imam Besar, untuk bertemu dengan Allah harus melewati Pintu Tirai, tapi hanya setahun sekali atau kalau ada acara-acara akbar. Tirai ini telah dirobekkan oleh Tuhan Yesus, sehingga manusia ada kebebasan untuk memandang Kemuliaan Allah.
Sebab itu sungai Yordan ini mempunyai pengertian rohani ialah orang yang percaya, bertobat, dibaptis, penuh Roh Kudus, Firman Tuhan dan suka menyembah dalam Roh dan Kebenaran harus berani sangkal diri, pikul Salib (Luk. 9:23; Mat. 10:38; I Pet. 4:14) dan harus bertekun sampai terakhir (Mat 24:13).
Ingat Pelajaran tentang pohon Ara yang dikutuk oleh Tuhan Yesus. Daunnya sangat rimbun, tapi tidak ada buah. Tuhan Yesus mencari buah, bukan daun. Mengapa pohon Ara ini tidak ada buah ?, karena belum musimnya !.
Demikianlah kita, jangan menjadi orang Kristen yang mengeluarkan buah musiman. Jadi menurut Pelajaran 7 Tingkat Iman baru mencapai tangga 6c yaitu mengeluarkan buah-buah Roh Suci. Seseorang yang mau mengeluarkan buah Roh Suci akan menghadapi banyak tantangan, masalah yang merupakan pemrosesan, makanya perlu ketekunan.

Diseberang Yordan
Sesuai dengan Pelajaran Tabernakel posisi di Seberang Sungai Yordan = Ruangan Maha Suci. Di tempat inilah Imam Besar dapat bertemu dengan Allah. Pengertian Rohani dari alat yang ada dalam Ruangan Maha Suci ini ialah Tuhan Yesus sebagai mempelai laki-laki yang bersekutu dengan mempelai Perempuan yaitu GerejaNya dalam Pernikahan secara Rohani disaksian Allah Bapa dan Allah Roh.
Disesuaikan dengan Pelajaran 7 Tingkat Iman = tangga ke 7, menjadi Gereja Penganten

Amos 5:4-6a, yang penekanannya ialah : “CARILAH AKU (TUHAN) MAKA KAMU AKAN HIDUP”, demikianlah kalau kita mau menerima hidup yang kekal di dalam Kerajaan Sorga, maka ikutilah prosedur Firman Allah, sesuai pola Tabernakel dan 7 Tingkat Iman, maka pasti kita akan mengalami peristiwa yang mulia seperti yang dialami oleh Nabi Elia, masuk pada keangkatan Gereja Tuhan, berarti terhindar dari masa antikris.
Himbauan bagi pelayan-pelayan Tuhan, jadilah Amos-amos akhir zaman yang berani menentang pelajaran-pelajaran palsu dan sesat.

Tambahan :
Dalam kaitannya dengan Rahasia Keangkatan Nabi Elia, maka ada beberapa hal yang penting pula untuk dapat menjadi pelajaran bagi kita Gereja Tuhan di akhir zaman ini, ialah :

1. Kesetiaan Elisa yang tidak mau meninggalkan Elia, walaupun Elia telah menyatakan kepadanya bahwa Elia akan diangkat Tuhan, namun Elisa tetap pada pendiriannya bahwa dia tidak mau meninggalkan gurunya bahkan ingin menyaksikan bagaimana caranya Nabi Elia akan diangkat
2. 50 Nabi yang di Betel sampai ke Yerikho, seolah-olah mau mematahkan semangat Elisa yg telah bertekad untuk tetap menemani Elia, bahkan coba-coba memberikan pemasukan-pemasukan yang melemahkan iman Elisa, yaitu bagaimana caranya Elisa akan kembali menyeberangi sungai Yordan setelah nabi Elia terangkat ke Sorga, berarti Elisa tidak dapat kembali. Perhatikan jawaban Elisa kepada 50 Nabi tadi, : “diamlah kamu” jadi Elisa tidak terpengaruh dengan kata-kata dari 50 nabi tadi (Elisa tetap setia).
3. 50 nabi tadi takut menyeberang, sehingga mereka tdk melihat caranya nabi Elia terangkat.
4. Begitu Elia terangkat dan Elisa dan mendapatkan apa yang dia minta kepada Elia, maka dengan tidak ragu-ragu ia mendemonstrasikanya, dan benar-benar terjadi. Melihat hal ini 50 nabi heran dan datang sujud kepada Elisa disertai dengan kata-kata bahwa mereka bersedia untuk mencari akan Elia, jangan-jangan Tuhan mengangkat nabi Elia dan diturunkan ditepat lain (ada keraguan tentang keangkatan Elia).

Pengertian Rohaninya ialah :

1. Orang percaya yang mengiring Tuhan walaupun diperhadapkan dengan berbagai-bagai masalah, harus tetap setia, supaya menerima mahkota kekal. Dan juga tetap mengalami mujizat Tuhan.
2. 50 nabi itu bisa digolongkan pada mereka yang telah penuh Roh suci tetapi tidak ada pendirian, sehingga suka memberikan alasan-alasan yang melemahkan iman orang lain. Usahakanlah supaya jangan terpengaruh dengan kata-kata orang yang kurang percaya, karena orang yang kurang percaya ciri khasnya penuh dengan segala kekuatiran hidup, dan tidak rela menderita karena nama Tuhan.
3. 50 nabi takut menyeberang, bayangan orang-orang percaya yang tidak menyalibkan keinginan dagingnya sehingga dengan sendirinya tidak akan memandang kemuliaan Allah. Tipe Gereja yang demikian tidak mengetahui prosedur keangkatan Gereja Tuhan.
4. Setelah menerima kuasa Allah harus berani mendemonstrasikanya untuk menjadi kesaksian bagi orang lain.

Diungkapkan Tuhan : Pdt YH.Waworuntu, S.Th (almarhum) dan tim.
Disusun dengan pengujian Ilmia oleh: Pdt Ibu.Tatting Surentu, M.Th.

2 Komentar

  1. STANLY TAGHUPIA

    sungguh luar biasa hikmat yg terus Tuhan bukakan guna penyempurnaan gerejaNYA,TUHAN TERUS MENGOREKSI,MEMPERBAIKI,MENDEWASAKAN,MEMPERCANTK DAN AKHIRNYA MENYEMPURNAKAN KITA SEBAGAI MEMPELAINYA,PERHATIKAN YEREMIA 18:1-6,SEBAGAIMANA KITA SEPERTI BEJANA/TANAH LIAT DI TANGAN TUKANG PERIUK( TUHAN YESUS) yg membentuk kita sampai sempurna, maju terus KABAR PENGANTEN KRISTUS.AMEN

    • amen anakku terus bekerja untuk menyebarkan kelanjutan berita pengajaran pada semua orang amen..Tuhan beserta selalu….

Tinggalkan komentar